Jakarta – Marcel Radhival alias Pesulap Merah dikenai sanksi adat Dayak. Sanksi dijatuhkan karena Pesulap Merah dianggap memicu kesalahpahaman saat bicara soal dukun.
Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta, Lawadi Nusah,
mengatakan Pesulap Merah dinilai melecehkan masyarakat Adat Dayak saat
bicara tentang dukun orang Dayak. Pesulap Merah lalu diklarifikasi oleh
Dewan Adat Dayak Jakarta pada Sabtu lalu.
“Kata Dukun dalam masyarakat adat Dayak adalah orang yang berprofesi
membantu warga dalam hal: melahirkan disebut dukun beranak, ahli patah
tulang disebut dukun patah tulang, mengobati orang yang sakit karena
semberono/lalai,” kata Lawadi dikutip dari berita detik.com, Selasa
(18/4/2023).
“Semua dukun orang Dayak pada dasarnya menolong tidak untuk cari keuntungan pribadi,” tegasnya.
Dia mengatakan kesalahan kedua Pesulap Merah diduga sengaja
menantang suku etnis dari Dukun Dayak. Usai diklarifikasi, Pesulap Merah
pun menandatangani berita acara bersama perwakilan Dewan Adat Dayak
Jakarta.
Poin-poin berita acara tersebut disampaikan tokoh masyarakat atau
Timanggong Adat Dayak Kanayatan DAD Jakarta, Yopinus Jailim. Dalam
pertemuan itu, Pesulap Merah mengakui kesalahannya.
“Satu, Marcel Radhival Pesulap Merah mengakui telah menimbulkan
kesalahpahaman di masyarakat adat Dayak pada khususnya dan atas
informasi di medsos, yaitu YouTube dan TikTok tanggal 9 April 2023,”
kata Yopinus Jailim.
Dia mengatakan polemik tersebut akan diselesaikan secara adat.
Proses penyelesaian sanksi adat akan diadakan pada 6 Mei 2023 di rumah
adat Dayak atau betang di anjungan Provinsi Kalimantan Barat TMII
Jakarta.
“Meminta dan memohon maaf, bersedia untuk diselesaikan secara adat dari masyarakat adat dayak DAD DKI Jakarta,” kata dia.
Dia mengatakan rincian sanksi adat Dayak akan dibacakan pada saat
prosesi pemberian sanksi. Dia juga meluruskan bahwa Pesulap Merah tak
bermaksud melecehkan adat Dayak.
“Saudara Marcel kepada saudara-saudara saya orang Dayak di Pulau
Kalimantan maupun di mana berada, bahwa tak ada niatan Saudara Marcel
untuk melecehkan atau merendahkan orang suku dayak secara umum,” kata
dia.
Dia mengatakan kesalahpahaman itu terjadi juga karena ada pihak yang
menyebarkan informasi tak bertanggung jawab di media sosial (medsos).
“Kita di sini ingin membuat darah semuanya dingin, kita bersaudara,
berharmoni dengan alam, menjaga jangan lagi ada hal gagal paham,” ujar
dia.